butir-butir keringat bercucuran
di pagi hari dimana orang masih bermimpi
demi menyambung kehidupan
untuk keluarga dicintai
merekalah pahlawan pagi
orang menganggap mereka hina padahal bukan pelacur
di anggap kotor padahal bukan pencuri
tapi mereka tak pernah mundur
meski di caci maki
demi sesuap nasi
iya itu mereka pahlawan kebersihan
yang cocok menyandang kalpataru
yang berada di sudut kota
untuk kehidupan baru
di pagi buta demi sesuap nasi
hari bagai letek kopi
orang masih bermimpi
tapi mereka bangun demi kota dan kluarga
tak banyak yang tau
tak banyak yang peduli
ironis negri ini
pahlawan pagi dilupakan begitu saja
inilah cerita setiap hari
tapi para jas putih tak ada yang peduli
mereka berjuang demi sesuap nasi
Rizal Sang Rimbawan. 24 febuari 2014, pukul 04,12
di pagi hari dimana orang masih bermimpi
demi menyambung kehidupan
untuk keluarga dicintai
merekalah pahlawan pagi
orang menganggap mereka hina padahal bukan pelacur
di anggap kotor padahal bukan pencuri
tapi mereka tak pernah mundur
meski di caci maki
demi sesuap nasi
iya itu mereka pahlawan kebersihan
yang cocok menyandang kalpataru
yang berada di sudut kota
untuk kehidupan baru
di pagi buta demi sesuap nasi
hari bagai letek kopi
orang masih bermimpi
tapi mereka bangun demi kota dan kluarga
tak banyak yang tau
tak banyak yang peduli
ironis negri ini
pahlawan pagi dilupakan begitu saja
inilah cerita setiap hari
tapi para jas putih tak ada yang peduli
mereka berjuang demi sesuap nasi
Rizal Sang Rimbawan. 24 febuari 2014, pukul 04,12
Komentar
Posting Komentar