butir-butir keringat bercucuran di pagi hari dimana orang masih bermimpi demi menyambung kehidupan untuk keluarga dicintai merekalah pahlawan pagi orang menganggap mereka hina padahal bukan pelacur di anggap kotor padahal bukan pencuri tapi mereka tak pernah mundur meski di caci maki demi sesuap nasi iya itu mereka pahlawan kebersihan yang cocok menyandang kalpataru yang berada di sudut kota untuk kehidupan baru di pagi buta demi sesuap nasi hari bagai letek kopi orang masih bermimpi tapi mereka bangun demi kota dan kluarga tak banyak yang tau tak banyak yang peduli ironis negri ini pahlawan pagi dilupakan begitu saja inilah cerita setiap hari tapi para jas putih tak ada yang peduli mereka berjuang demi sesuap nasi Rizal Sang Rimbawan. 24 febuari 2014, pukul 04,12